PLANING AFTER THE COLLAGE
Trisna Hidayati
Kamis, 12 Juli 2018
Kamis, 31 Mei 2018
Rabu, 18 April 2018
Jumat, 16 Maret 2018
Kamis, 28 Desember 2017
RANGKUMAN MATERI AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
COBIT (Control Objectives for Information and Related
Technology) merupakan audit sistem informasi dan dasar pengendalian yang dibuat
oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA) dan IT
Governance Institute (ITGI). COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan
kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. COBIT bermanfaat
bagi manajemen untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi
pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi.
Bagi user, ini menjadi sangat berguna untuk memperoleh keyakinan atas layanan
keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak
ketiga. Sedangkan bagi Auditor untuk mendukung atau memperkuat opini yang
dihasilkan dan memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal
yang ada. COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam
organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah domain proses,
meliputi :
1) Planning
& Organization.
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan
penyelarasan strategi TI dengan strategi
perusahaan, mencakup masalah strategi, taktik dan identifikasi tentang
bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan
bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan
infrastruktur teknologi yang baik pula.
2)
Acquisition & Implementation.
Domain ini berkaitan dengan implementasi solusi IT dan
integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga
meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan
untuk memastikan daur hidup sistem tersebut tetap terjaga.
3) Delivery
& Support.
Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT,
keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna,
dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan.
4)
Monitoring and Evaluation.
Domain ini berfokus pada masalah kendali-kendali yang
diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern dan jaminan
independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan.
Kelebihan cobit yaitu, Efektif dan Efisien, Berhubungan
dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan sebaik mungkin
informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna, Rahasia,
Integritas, Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk
manajemen. Sedangkan untuk Kekurangannya COBIT hanya memberikan panduan kendali
dan tidak memberikan panduan implementasi operasional. Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam
lingkungan operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola
operasional seperti ITIL. Kerumitan penerapan, COBIT hanya berfokus pada
kendali dan pengukuran.
Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan
sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai
dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan
pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh
beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan.
Audit teknologi informasi (information technology (IT)
audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan
pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Istilah
lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai
untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja
secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.
Tujuan audit sistem informasi adalah untuk meninjau
dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem tersebut, seperti
Mengamankan Asset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi
mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia
(people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.
Menjaga Integritas Data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan
dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Menjaga Efektifitas Sistem. Efisiensi jika
ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang
dibutuhkan.
IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi
menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan
di komputer dan media penyimpanan digital. IT Forensik merupakan penggunaan sekumpulan
prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer
dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan
kriminal. IT forensik dapat menjelaskan keadaan artefak digital terkini.
Tujuan IT Forensik yaitu, Mendapatkan fakta-fakta
obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi, Mengamankan
dan menganalisa bukti digital. Alasan diperlukannya IT Forensik untuk
menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk
menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu
lakukan, untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja
untuk tujuan debugging, optimasi kinerja, ataureverse-engineering.
Dalam IT Forensik, terdapat beberapa Tools atau
peralatan yang umum digunakan pada IT Forensik seperti Antiword, Autopsy, Binhash, Sigtool,
ChaosReader, Cchkrootkit, Ddcfldd, Ddrescue, Fforemost, Scalpel.
Selasa, 28 November 2017
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
IT FORENSIC
A. Pengertian IT Forensic
IT
Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik
yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media
penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik yang
terdiri dari aplikasi dari ilmu pengetahuan kepada indetifikasi, koleksi,
analisa, dan pengujian dari bukti digital.
IT Forensik merupakan penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal. IT forensik dapat menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM, dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT Forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan , database forensik, dan forensik perangkat mobile.
IT Forensik merupakan penggunaan sekumpulan prosedur untuk melakukan pengujian secara menyeluruh suatu sistem komputer dengan mempergunakan software dan tool untuk memelihara barang bukti tindakan kriminal. IT forensik dapat menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM, dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT Forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan , database forensik, dan forensik perangkat mobile.
Pengertian IT Forensik Menurut Para
Ahli
- Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan dimedia komputer.
- Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.
- Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT Indonesia), digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan.
Dalam kasus hukum, teknik digital forensik sering digunakan untuk meneliti sistem komputer milik terdakwa (dalam perkara pidana) atau tergugat (dalam perkara perdata).
- Memulihkan data dalam hal suatu hardware atau software mengalami kegagalan/kerusakan (failure).
- Meneliti suatu sistem komputer setelah suatu pembongkaran/pembobolan, sebagai contoh untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan serangan apa yang dilakukan.
- Mengumpulkan bukti menindak seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh suatu organisasi.
- Memperoleh informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimisasi kinerja, atau membalikkan rancang-bangun.
B.
Sejarah
IT Forensik
- Permasalahan finansial. Cybercrime adalah alternatif baru untuk mendapatkan uang. Perilaku semacam carding (pengambil alihan hak atas kartu kredit tanpa seijin pihak yang sebenarnya mempunyai otoritas), pengalihan rekening telepon dan fasilitas lainnya, ataupun perusahaan dalam bidang tertentu yang mempunyai kepentingan untuk menjatuhkan kompetitornya dalam perebutan market, adalah sebagian bentuk cybercrime dengan tendensi finansial.
- Adanya permasalahan terkait dengan persoalan politik, militer dan sentimen Nasionalisme.
- Salah satu contoh adalah adanya serangan hacker pada awal tahun 1990, terhadap pesawat pengebom paling rahasia Amerika yaitu Stealth Bomber. Teknologi tingkat tinggi yang terpasang pada pesawat tersebut telah menjadi lahan yang menarik untuk dijadikan ajang kompetisi antar negara dalam mengembangkan peralatan tempurnya.
- Faktor kepuasan pelaku, dalam hal ini terdapat permasalahan psikologis dari pelakunya.
- Terdapat kecenderungan bahwasanya seseorang dengan kemampuan yang tinggi dalam bidang penyusupan keamanan akan selalu tertantang untuk menerobos berbagai sistem keamanan yang ketat. Kepuasan batin lebih menjadi orientasi utama dibandingkan dengan tujuan finansial ataupun sifat sentimen.
“Elemen
penting dalam penyelesaian masalah keamanan dan kejahatan dunia komputer adalah
penggunaan sains dan teknologi itu sendiri. Dalam hal ini sains dan teknologi
dapat digunakan oleh fihak berwenang seperti: penyelidik, kepolisian, dan
kejaksaan untuk mengidentifikasi tersangka pelaku tindak criminal”.
“Bukti digital (Digital Evidence) merupakan salah satu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, Bukti Digital yang dimaksud dapat berupa adalah : E-mail, file-file wordprocessors, spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, web browser, bookmark, cookies, Kalender”. Ada 4 elemen forensik, yaitu :
“Bukti digital (Digital Evidence) merupakan salah satu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, Bukti Digital yang dimaksud dapat berupa adalah : E-mail, file-file wordprocessors, spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, web browser, bookmark, cookies, Kalender”. Ada 4 elemen forensik, yaitu :
- Identifikasi bukti digital
- Penyimpanan bukti digital
- Analisa bukti digital
- Presentasi bukti digital
- Mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi. Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti (evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum.
- Mengamankan dan menganalisa bukti digital. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
- Komputer fraud : Kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
- Komputer crime: kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.
- Dalam kasus hukum, teknik komputer forensik sering digunakan untuk menganalisis sistem komputer milik terdakwa (dalam kasus pidana) atau milik penggugat (dalam kasus perdata).
- Untuk memulihkan data jika terjadi kegagalan atau kesalahan hardware atau software.
- Untuk menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu lakukan.
- Untuk mengumpulkan bukti untuk melawan seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh organisasi.
- Untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimasi kinerja, ataureverse-engineering.
E. Tools Dalam IT Forensik
Dalam IT Forensik, terdapat beberapa tools atau peralatan yang umum digunakan. Tools yang dimaksud adalah :
- Antiword
Antiword merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menampilkan teks dan gambar dokumen Microsoft Word. Antiword hanya mendukung dokumen yang dibuat oleh MS Word versi 2 dan versi 6 atau yang lebih baru.
- Autopsy
The
Autopsy Forensic Browser merupakan antarmuka grafis untuk tool analisis
investigasi diginal perintah baris The Sleuth Kit. Bersama, mereka dapat menganalisis
disk dan filesistem Windows dan UNIX (NTFS, FAT, UFS1/2, Ext2/3).
- Binhash
Binhash
merupakan sebuah program sederhana untuk melakukan hashing terhadap berbagai
bagian file ELF dan PE untuk perbandingan. Saat ini ia melakukan hash terhadap
segmen header dari bagian header segmen obyek ELF dan bagian segmen header
obyekPE.
- Sigtool
Sigtcol
merupakan tool untuk manajemen signature dan database ClamAV. sigtool dapat
digunakan untuk rnenghasilkan checksum MD5, konversi data ke dalam format
heksadesimal, menampilkan daftar signature virus dan build/unpack/test/verify
database CVD dan skrip update.
- ChaosReader
ChaosReader
merupakan sebuah tool freeware untuk melacak sesi TCP/UDP/… dan mengambil data
aplikasi dari log tcpdump. la akan mengambil sesi telnet, file FTP, transfer
HTTP (HTML, GIF, JPEG,…), email SMTP, dan sebagainya, dari data yang ditangkap
oleh log lalu lintas jaringan. Sebuah file index html akan tercipta yang
berisikan link ke seluruh detil sesi, termasuk program replay realtime untuk
sesi telnet, rlogin, IRC, X11 atau VNC; dan membuat laporan seperti laporan
image dan laporan isi HTTP GET/POST.
- Cchkrootkit
Chkrootkit
merupakan sebuah tool untuk memeriksa tanda-tanda adanya rootkit secara lokal.
la akan memeriksa utilitas utama apakah terinfeksi, dan saat ini memeriksa
sekitar 60 rootkit dan variasinya.
- Ddcfldd
Tool
ini mulanya dikembangkan di Department of Defense Computer Forensics Lab
(DCFL). Meskipun saat ini Nick Harbour tidak lagi berafiliasi dengan DCFL, ia
tetap memelihara tool ini.
- Ddrescue
GNU
ddrescue merupakan sebuah tool penyelamat data, la menyalinkan data dari satu
file atau device blok (hard disc, cdrom, dsb.) ke yang lain, berusaha keras
menyelamatkan data dalam hal kegagalan pembacaan. Ddrescue tidak memotong file
output bila tidak diminta. Sehingga setiap kali anda menjalankannya kefile
output yang sama, ia berusaha mengisi kekosongan.
- Fforemost
Foremost
merupakan sebuah tool yang dapat digunakan untuk me-recover file berdasarkan
header, footer, atau struktur data file tersebut. la mulanya dikembangkan oleh
Jesse Kornblum dan Kris Kendall dari the United States Air Force Office of
Special Investigations and The Center for Information Systems Security Studies
and Research. Saat ini foremost dipelihara oleh Nick Mikus seorang Peneliti di
the Naval Postgraduate School Center for Information Systems Security Studies
and Research.
- Gqview
Gqview
merupakan sebuah program untuk melihat gambar berbasis GTK la mendukung beragam
format gambar, zooming, panning, thumbnails, dan pengurutan gambar.
- Galleta
Galleta
merupakan sebuah tool yang ditulis oleh Keith J Jones untuk melakukan analisis
forensic terhadap cookie Internet Explorer.
- Ishw
Ishw
(Hardware Lister) merupakan sebuah tool kecil yang memberikan informasi detil
mengenai konfigurasi hardware dalam mesin. la dapat melaporkan konfigurasi
memori dengan tepat, versi firmware, konfigurasi mainboard, versi dan kecepatan
CPU, konfigurasi cache, kecepatan bus, dsb. Pada sistem t>MI-capable x86
atau sistem EFI.
- Pasco
Banyak
penyelidikan kejahatan komputer membutuhkan rekonstruksi aktivitas Internet
tersangka. Karena teknik analisis ini dilakukan secara teratur, Keith
menyelidiki struktur data yang ditemukan dalam file aktivitas Internet Explorer
(file index.dat). Pasco, yang berasal dari bahasa Latin dan berarti “browse”,
dikembangkan untuk menguji isi file cache Internet Explorer. Pasco akan
memeriksa informasi dalam file index.dat dan mengeluarkan hasil dalam field
delimited sehingga dapat diimpor ke program spreadsheet favorit Anda.
- Scalpel
Calpel
adalah sebuah tool forensik yang dirancang untuk mengidentifikasikan,
mengisolasi dan merecover data dari media komputer selama proses investigasi
forensik. Scalpel mencari hard drive, bit-stream image, unallocated space file,
atau sembarang file komputer untuk karakteristik, isi atau atribut tertentu,
dan menghasilkan laporan mengenai lokasi dan isi artifak yang ditemukan selama
proses pencarian elektronik. Scalpel juga menghasilkan (carves) artifak yang
ditemukan sebagai file individual.
F.
Kegunaan
Ilmu Forensik
Untuk
dapat membuat terang suatu perkara dengan cara memeriksa dan menganalisa barang
bukti mati, sehingga dengan ilmu forensik haruslah didapat berbagai informasi,
yaitu :
- Information on corpus delicti, dari pemeriksaan baik TKP maupun barang bukti dapat menjelaskan dan membuktikan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana .
- Information on modus operandi, beberapa pelaku kejahatan mempunyai cara – cara tersendiri dalam melakukan kejahatan dengan pemeriksaan barang bukti kaitannya dengan modus operandi sehingga dapat diharapkan siapa pelakunya .
- Linking a suspect with a victim, pemeriksaan terhadap barang bukti di TKP ataupun korban dapat mengakibatkan keterlibatan tersangka dengan korban, karena dalam suatu tindak pidana pasti ada material dari tersangka yang tertinggal pada korban.
- Linking a person to a crime scene, setelah terjadi tindak pidana banyak kemungkinan terjadi terhadap TKP maupun korban yang dilakukan oleh orang lain selain tersangka mengambil keuntungan.
- Disproving or supporting a Witness ’s Testimony, pemeriksaan terhadap barang bukti dapat memberikan petunjuk apakah keterangan yang diberikan oleh tersangka ataupun saksi berbohong atau tidak.
- Identification of a suspect, barang bukti terbaik yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi seorang tersangka adalah sidik jari, karena sidik jari mempunyai sifat sangat karakteristik dan sangat individu bagi setiap orang.
- Providing Investigative leads, pemeriksaan dari barang bukti dapat memberikan arah yang jelas dalam penyidikan.
Review Jurnal
Judul
|
Analisis Forensik Jaringan Studi Kasus
Serangan SQL Injection pada Server Universitas Gadjah Mada
|
Jurnal
|
IT Forensic
|
Volume & Halaman
|
Vol.6 – (101-112)
|
Tahun
|
2012
|
Penulis
|
Resi Utami Putri
|
Reviewer
|
Trisna Hidayati
|
Tanggal
|
29 Nov 2017
|
Abstrak
|
Forensik jaringan merupakan ilmu
keamanan komputer berkaitan dengan investigasi untuk menemukan sumber
serangan pada jaringan berdasarkan bukti log, mengidentifikasi, menganalisis
serta merekonstruksi ulang kejadian tersebut. Penelitian forensik jaringan dilakukan
di Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) Universitas
Gadjah Mada. Metode yang digunakan adalah model proses forensik (The Forensic
Process Model) sebuah model proses investigasi forensik digital, yang terdiri
dari tahap pengkoleksian, pemeriksaan, analisis dan pelaporan. Penelitian
dilakukan selama lima bulan dengan mengambil data dari Intrusion Detection
System (IDS) Snort. Beberapa file log digabungkan menjadi satu file log, lalu
data dibersihkan agar sesuai untuk penelitian. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, terdapat 68 IP address yang melakukan tindakan illegal
SQL Injection pada server www.ugm.ac.id. Kebanyakan penyerang menggunakan
tools SQL Injection yaitu Havij dan SQLMap sebagai tool otomatis untuk memanfaatkan
celah keamanan pada suatu website. Selain itu, ada yang menggunakan skrip
Python yaitu berasal dari benua Eropa yaitu di Romania.
|
Pengantar
|
Network forensics (forensik jaringan)
adalah kegiatan menangkap, mencatat dan menganalisis kejadian pada jaringan
untuk menemukan sumber serangan keamanan atau masalah kejadian lainnya [1].
Kekuatan dari forensik adalah memungkinkan analisis dan mendapatkan kembali
fakta dan kejadian dari lingkungan, karena fakta mungkin saja tersembunyi.
Berbeda dari forensik pada umumnya, forensik komputer adalah kegiatan
mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber daya komputer [2].
Log yang berasal dari komputer (forensik komputer) adalah log antivirus, log
database atau log dari aplikasi yang digunakan. Forensik jaringan merupakan
bagian dari forensik digital, dimana bukti ditangkap dari jaringan dan di
interpretasikan berdasarkan pengetahuan dari serangan jaringan
|
Pembahasan
|
Pada bagian pembahasan, penulis
menjelaskan cukup detail dengan melampirkan gambar presentase serta
menjelaskan beberapa teknik parsing yang digunakan.
Dalam pokok bahasan diatas penlis menjelaskan dengan rinci bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan, mengunakan metode yang telah disebutkan. Pembahasan yang dilakukan penulis mudah dipahami maksud dan tujuannya oleh pembaca |
simpulan
|
Pada bagian kesimpulan penulis
menjaelaskan bahwa Sistem forensik jaringan yang dirancang merupakan sebuah
alat untuk menganalisis bukti dari file log. Sistem forensik jaringan
diletakkan pada server forensik jaringan yang terhubung dengan core switch
PPTIK dan memiliki IP statik 10.13.253.36. Sistem tersebut terdiri dari skrip
parsing pcap, skrip port scanning dan skrip untuk merubah file log ke
database.
|
Kelebihan Penelitian
|
|
Kekurangan Penelitian
|
|
Referensi :
http://dionapoetri.blogspot.co.id/2014/10/materi-it-forensic.html
http://bsikelompokk9.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://ondigitalforensics.weebly.com/digital-forensics/apa-itu-ilmu-forensik#.Wh5idEpl_IU
http://dionapoetri.blogspot.co.id/2014/10/materi-it-forensic.html
http://bsikelompokk9.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://ondigitalforensics.weebly.com/digital-forensics/apa-itu-ilmu-forensik#.Wh5idEpl_IU
Sabtu, 28 Oktober 2017
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Pengertian
Audit teknologi informasi
(Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS)
audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi
informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan
bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan
pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal
dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi
secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan
sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi
informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah
aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan
integratif dalam mencapai target organisasinya.
Sejarah singkat
Audit IT yang pada awalnya lebih
dikenal sebagai EDP Audit (Electronic Data Processing) telah mengalami
perkembangan yang pesat. Perkembangan Audit IT ini didorong oleh kemajuan
teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan
pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas penting.
Pemanfaatan teknologi komputer ke dalam sistem keuangan telah mengubah cara
kerja sistem keuangan, yaitu dalam penyimpanan data, pengambilan kembali data,
dan pengendalian. Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer
muncul pertama kali tahun 1954. Selama periode 1954 sampai dengan 1960-an
profesi audit masih menggunakan komputer. Pada pertengahan 1960-an terjadi
perubahan pada mesin komputer, dari mainframe menjadi komputer yang lebih kecil
dan murah. Pada tahun 1968, American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) ikut mendukung pengembangan EDP auditing. Sekitar periode ini pula para
auditor bersama-sama mendirikan Electronic Data Processing Auditors Association
(EDPAA). Tujuan lembaga ini adalah untuk membuat suatu tuntunan, prosedur, dan
standar bagi audit EDP. Pada tahun 1977, edisi pertama Control Objectives
diluncurkan. Publikasi ini kemudian dikenal sebagai Control Objectives for
Information and Related Technology (CobiT). Tahun 1994, EDPAA mengubah namanya
menjadi Information System Audit (ISACA). Selama periode akhir 1960-an sampai
saat ini teknologi TI telah berubah dengan cepat dari mikrokomputer dan
jaringan ke internet. Pada akhirnya perubahan-perubahan tersebut ikut pula
menentukan perubahan pada audit IT.
Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi
adalah untuk meninjau dan mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi
sistem tersebut. Ketika melaksanakan audit sistem informasi, para auditor harus
memastikan tujuan-tujuan berikut ini dipenuhi:
- Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer, program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau penghancuran.
- Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.
- Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan persetujuan pihak manajemen.
- Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer lainnya telah akurat dan lengkap.
- Data sumber yang tidak akurat. atau yang tidak memiliki otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
- File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga kerahasiaannya.
Sedangkan tujuan dari Audit Sistem informasi yaitu :
- Mengamankan Asset
- Menjaga Integritas Data
Keputusan maupun
langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung
dengan data yang benar. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data,
dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus
sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
- Menjaga Efektifitas Sistem
Sistem informasi
dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. perlu
upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user), apakah sistem
menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user. Auditor perlu
mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya
audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa
waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna
menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan.
- Efisiensi
Jenis Audit IT
1. Sistem dan aplikasi.
Audit yang berfungsi untuk
memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi,
berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan,
kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua
tingkat kegiatan sistem.
2. Fasilitas pemrosesan
informasi.
Audit yang berfungsi untuk
memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan
waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal
dan buruk.
3. Pengembangan sistem.
Audit yang berfungsi untuk
memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif
organisasi.
4. Arsitektur perusahaan dan
manajemen TI.
Audit yang berfungsi untuk
memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan
prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk
pemrosesan informasi.
5. Client/Server, telekomunikasi,
intranet, dan ekstranet.
Suatu audit yang berfungsi untuk
memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan
yang menghubungkan client dan server.
Alasan Mengapa Audit TI
Diperlukan
Tidak dapat dipungkiri bahwa,
saat ini, tingkat ketergantungan dunia usaha dan sektor usaha lainnya, termasuk
badan-badan pemerintahan, terhadap teknologi informasi (TI) semakin lama
semakin tinggi. Pemanfaatan TI di satu sisi dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif suatu organisasi, akan tetapi di sisi lain juga memungkinkan
timbulnya risiko-risiko yang sebelumnya tidak pernah ada. Besarnya risiko yang
mungkin muncul akibat penerapan TI di suatu perusahaan membuat audit TI sangat
penting untuk dilakukan.
Ron Weber, Dekan Fakultas
Teknologi Informasi, Monash University , dalam salah satu bukunya: Information
System Controls and Audit (Prentice-Hall, 2000) menyatakan beberapa alasan
penting mengapa audit TI perlu dilakukan, antara lain:
- Kerugian akibat kehilangan data
- Kesalahan dalam pengambilan keputusan
- Risiko kebocoran data
- Penyalahgunaan Komputer
- Kerugian akibat kesalahan proses perhitungan
- Tingginya nilai investasi perangkat keras dan perangkat lunak computer
Pendekatan Audit SI/TI
1. Auditing Around The Computer
Pendekatan ini merupakan
pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh auditor. Dengan pendekatan ini komputer
yang digunakan oleh perusahaan diperlakukan sebagai Black Box. Asumsi yang
digunakan dalam pendekatan ini adalah bila sampel output dari suatu sistem
ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya
dapat diandalkan. Dalam pemeriksaan dengan pendekatan ini, auditor melakukan
pemeriksaan di sekitar komputer saja.
2. Auditing With The Computer
Pendekatan ini digunakan untuk
mengotomatisati banyak kegiatan audit. Auditor memanfaatkan komputer sebagai
alat bantu dalam melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan dan sebagainya.
Pendekatan ini menggunakan perangkat lunak Generalized Audit Software, yaitu
program audit yang berlaku umum untuk berbagai klien.
3. Auditing Through The Computer
Pendekatan ini lebih menekankan
pada langkah pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem
komputer. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan dirancang
dengan baik dan memiliki aspek pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan
penyimpangan kemungkinan besar tidak terjadi. Pendekatan ini biasanya
diterapkan pada sistem pengolahan data on-line yang tidak memberikan jejak
audit yang memadai.
Referensi :
http://kaliskinanti.blogspot.co.id/2017/10/audit-teknologi-informasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)